Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Aisyah Abbas, Rofi’ dan Fatimatuz Zahra melakukan penelitian mengenai pola pemberitaan kontemporer khususnya dalam akun instagram Lambe Turah sebagai salah satu influencer di media sosial dengan enam juta lebih pengikut. Penelitian ini berusaha mengangkat pembahasan mengenai filsafat komunikasi dalam permasalahan sosial khususnya pada penyebarluasan informasi dan pola komunikasi saat ini khususnya dengan pendalaman pemikiran tokoh Jurgen Habermas.
Media sosial menurut Habermas dapat dipahami sebagai suatu ruang ekspresi masyarakat. Media sosial adalah tempat berekspresi seseorang untuk menyampaikan apa saja yang terdapat dalam pikirannya, baik dengan membuat postingan ataupun memberikan komentar melalui akun media sosial. Sikap ekspresif memiliki karakter yaitu sebagai hubungan estetis-moral dengan lingkungan yang tidak diobjektifkan, merupakan suatu bentuk pernyataan diri, dan hubungan spontan indrawi dengan diri (Habermas, 1984)
Namun sikap ekspresif yang diwajarkan di dalam interaksi media sosial ini menjadi suatu permasalahan karena justru dianggap sebagai wujud rasionalitas masyarakat. Rasionalitas dipahami sebagai suatu keadaan yang bersifat relatif oleh masyarakat. Masyarakat tidak sepenuhnya menyadari bahwa ekspresi dalam menyampaikan dan menanggapi suatu informasi di dalam media sosial mengarahkan pada kecenderungan untuk meninggalkan rasionalitas. Dapat kita lihat peristiwa yang viral di masyarakat, baik pembahasan tentang selebriti maupun permasalahan yang berkaitan langsung dengan masyarakat seperti kisruh politik seringkali merupakan bentuk berlebihan dari peristiwa yang sebenarnya terjadi. Saat viralnya peristiwa tersebut dikaitkan dengan pandangan besar seperti pandangan politik dan ideologis, sebagian masyarakat cenderung mempercayai lalu menyebarkannya. Pada saat itulah kebenaran suatu informasi tidak lagi dilihat dari rasionalitas informasi tersebut, tetapi justru oleh siapa serta bagaimana ‘ramai’ cara peyampaiannya.
Lambe Turah dalam hal ini dilihat sebagai akun media sosial yang independen dan terlepas dari otoritas lebih tinggi. Lambe Turah yang awalnya hadir dan memberikan informasi mengenai selebritis, mulai merambah ke permasalahan lain, terkait peristiwa yang aktual dan berpotensi memantik reaksi masyarakat, dapat disebarkan oleh akun tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya strategis untuk memilah dan memilih informasi dalam menghadapi era keterlimpahan informasi dan kecepatan media komunikasi saat ini. Salah satu perhatian dalam penelitian ini adalah peran regulasi sebagai representasi otoritas pemerintah dalam mengatur arus informasi yang serba cepat dan dinamis saat ini, sebagai pengejawantahan kebebasan berpendapat namun juga tidak meninggalkan tanggung jawab di dalamnya.
Sebagai langkah publikasi, hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada seminar nasional komunikasi dan penyiaran nasional yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Nasional (KPI), Kementerian Komunikasi dan Informasi, TVRI serta Universitas Andalas pada tanggal 24-25 Juni 2019. Hal ini kami maksudkan sebagai langkah awal untuk mengaplikasikan hasil penelitian kami supaya terwujud pola komunikasi yang sehat serta berkualitas di Indonesia.[Fils]