
Fakultas Filsafat UGM mendapat kehormatan untuk menggelar acara Konferensi Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia(HIDESI) yang ke-32 pada tanggal 15-16 Juli 2022. Acara yang bertema “Etika dan Hormat kepada Kehidupan: Refleksi Etis atas Pandemi, Perang, dan Krisis Kemanusiaan” ini bertujuan untuk menggali dan mengelaborasi gagasan-gagasan dasar terkait dengan problem dan prinsip etis yang muncul akibat pandemi dan perang. Konferensi yang diselenggarakan secara luring dan daring ini dihadiri oleh lebih dari 30 dosen etika dari seluruh Indonesia.
Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih membuka konferensi dengan pertanyaan “Masih mungkinkah kita hormat kepada organisme lain tanpa harus mengorbankan kehidupan kita sendiri? Jika mungkin bagaimana caranya dan apa prinsip etis yang harus dijadikan dasarnya?”. Beliau juga berharap konferensi bisa mengasilkan rumusan ektrak dari pemikiran yang bisa mengasilkan sumbangsih bagi kemanusiaan. Konferensi dimulai oleh pembicara pertama Prof.Dr. Koentjoro dengan tema “Etika Hidup Ki Ageng Suryomataram”. Setelah coffee break, acara dilanjutkan dengan Pembicara Prof. Dr. Alois Agus Nugroho dan Dr. Peter Johannes Manoppo dengan moderator Dr. Iva Ariani. Agenda hari pertama diakhiri dengan Welcome Party yang diiringi alunan gamelan oleh KARAFI sembari menyantap nasi goreng dan bakmi godhog yang disediakan panitia.
Presentasi makalah hari kedua dimoderatori oleh Sri Yulita Pramulia Panani, S.Fil, M.Phil. dengan lima pemakalah. Pemakalah pertama adalah Rm. Agustinus Riyadi dengan judul “Refleksi Etis atas Robot” dan dilanjutkan oleh Prof. Ngadisah yang mengusung tema “Dilema Etik Pejabat Publik dalam Pengambilan Keputusan Penanganan Covid-19 di Indonesia”. Ir. Laurentius Noer Andoyo, M.T. sebagai pemakalah ketiga memaparkan tentang “Memanfaatkan Era Society 5.0 untuk perkembangan Perdamaian dan Keselamatan Dunia” sementara Drs. Slamet Subekti, M.Hum. menyampaikan materi tentang “Etika Perang dan Kebajikan Pancasila bagi Perdamaian Dunia: Menyikapi Perang Rusia-Ukraina” . Pemakalah terakhir adalah Ketua Hidesi, Dr. Sindung Tjahyadi dengan tajuk “Pandemi dan Tragedi Perang: Pasangan Ganda Peruntuh Kemanusiaan” dan sekaligus menutup Konferensi Hidesi ke-32.