Fakultas Filsafat UGM dan UNESCO sepakat memberikan rekomendasi etika Kecerdasan Buatan di Indonesia dalam serangkaian acara webinar “AI Ethics in Indonesia: Contextualizing UNESCO’S Recommendation on Ethics of AI within Pancasila”, Kamis, 16 Maret 2023. Webinar ini merupakan lanjutan dari rujukan dan rekomendasi penelitian dasar etika Kecerdasan Artifisial (KA) berbasis nilai-nilai Pancasila.
Agenda ini dibuka oleh Ignatius Susatyo Wijoyo, M.M., selaku Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM. Beliau menyampaikan harapannya bahwa “penelitian etika KA berbasis Pancasila ini tidak hanya sekedar menjadi rekomendasi tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian sehingga berkontribusi nyata untuk masyarakat dalam menghadapi disrupsi teknologi di masa depan”.
Dialog ini diawali oleh presentasi Undral Ganbaatar selaku Programme Specialist Social and Human Science Unit UNESCO dan Dr. Rr. Siti Murtiningsih, Dekan Fakultas Filsafat UGM. Acara ini dimoderatori oleh Rona Utami, M. Fil. Undral Ganbaatar menjelaskan bahwa terdapat implementasi strategi untuk membangun KA berlandaskan etika berorientasi pada kemanusiaan. “Strategi ini diawali dengan proyek penelitian berskala nasional yang mengolaborasikan antara pandangan hidup masyarakat berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan rekomendasi UNESCO tentang etika terapan KA di masa depan”, tambah Ganbaatar.
Dr. Rr. Siti Murtiningsih kemudian menjelaskan secara detail bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai pendekatan dan rekomendasi etika Kecerdasan Artifisial. Secara teknis, kelima nilai dasar Pancasila yang masih dianggap abstrak-universal perlu ditranslasikan secara jelas dan konkret, semisal dalam bentuk aturan rekomendasi etika Kecerdasan Artifisial. Implementasi secara nyata dapat dimulai dengan menganalisis sejauh mana etika KA bekerja dalam konteks aturan transparasi, kapabilitas, keberlanjutan, adaptasi, reseliensi, kredibitas, ruang publik, demokrasi, dan sebagainya.
Dilanjutkan sesi diskusi oleh dua narasumber utama beserta Meyda Nento sebagai Associate Project Officer for Social and Human Science at UNESCO Jakarta serta Taufiqurrahman, S.Fil., M.Phil. selaku dosen Fakultas Filsafat UGM. Di sesi kedua ini, beberapa peserta bertanya tentang kemajuan KA dan implementasinya di level lokal dan internasional, termasuk sejauh mana KA berbasis Pancasila dapat memberikan dampak dalam wacana KA secara global
“Harapannya, peluncuran rekomendasi kebijakan Etika AI dalam Pancasila dapat memberikan ruang penelitian lanjutan di dunia akdemis beserta rujukan konkret untuk pengembangan etika KA di kehidupan nyata”, tambah Murtiningsih saat menutup sesi dialog. Peluncuran ini diakhiri dengan nota kesepakatan dan acara ramah tamah oleh peserta dan pihak UNESCO beserta jajaran dosen dan pimpinan Fakultas Filsafat UGM. [mhs].