SDG 4: Pendidikan Berkualitas
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan selama kegiatan orientasi mahasiswa baru Pionir Dialektika yang berlangsung pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2024, dengan mengimplementasikan kebijakan pengurangan penggunaan wadah makanan sekali pakai.
Dalam penyelenggaraan Pionir Dialektika selama dua hari, Fakultas menyediakan makanan dalam wadah yang dapat digunakan ulang, sehingga mengurangi limbah plastik. Mahasiswa baru pun diwajibkan membawa botol minum dan alat makan sendiri.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan orientasi mahasiswa baru bertajuk Pionir Dialektika pada tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus 2024. Acara ini diselenggarakan untuk menyambut 167 mahasiswa baru, jumlah mahasiswa terbanyak yang diterima oleh Fakultas Filsafat.
“Begitu banyak siswa-siswa yang ingin masuk ke Fakultas Filsafat, dan kalianlah yang terpilih untuk menjadi mahasiswa. Harapannya selama dua hari ini adik-adik bisa lebih mengenal Fakultas Filsafat dan merasa nyaman dengan rumah baru kalian ini,” tutur Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum.
Untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya luhur melalui seni karawitan, Fakultas Filsafat UGM bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung menyelenggarakan Festival Karawitan Temanggung 2024. Acara ini digelar Jumat (26/7) lalu di Gedung Sasana Budaya Bumi Phala Maron Temanggung dengan menampilkan sepuluh grup karawitan yang mewakili berbagai lapisan dan usia.
Festival ini sendiri merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Filsafat UGM, sebagai kelanjutan dari Festival Karawitan pada tanggal 20-21 Juli 2024 dalam rangka Dies Natalis ke-57. Tim pengabdian ini terdiri dari Dr. Sartini, M.Hum., Dr. Supartiningsih, Dr. Septiana Dwiputri Maharani, dan Dr. Lailiy Muthmainnah, M.A.
Fakultas Filsafat Gelar Festival Karawitan Selama Dua Hari, Menampilkan 47 Kelompok Karawitan Se-DIY
Festival Karawitan digelar pada tanggal 20-21 Juli 2024 sebagai bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ke-57 Fakultas Filsafat, diikuti 47 kelompok karawitan yang berasal dari unit kerja di lingkungan UGM serta berbagai komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Festival Karawitan diselenggarakan bersamaan dengan pameran batik dan jajanan nusantara, yang melibatkan dua puluh kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Melalui festival ini kita tidak hanya sekadar merayakan perjalanan panjang Fakultas Filsafat yang pada tahun ini genap berusia 57 tahun. Acara ini menjadi titik simpul bertemunya seluruh unsur masyarakat, tidak hanya UGM tetapi juga lingkungan sekitarnya,” tutur Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum., dalam acara pembukaan Festival Karawitan, Sabtu (20/7).
Masyarakat adat seringkali dipahami sebagai masyarakat konservatif yang hidup tertutup dan menganggap modernitas sebagai ancaman terhadap nilai budaya mereka. Namun demikian, hal sebaliknya ditemukan di masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat, yang sangat terbuka dengan teknologi moden, bahkan menggunakan berbagai perangkat teknologi sebagai sarana untuk meneruskan tradisi.
Keunikan ini mendorong sekelompok mahasiswa UGM yang tergabung ke dalam tim Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) untuk melakukan penelitian di daerah tersebut pada tanggal 23-30 Juni lalu. Tim ini beranggotakan Nanda Ishaqi (Filsafat), Rahardhian Putra Pramana (Politik Pemerintahan), Ahmad Nilmadza Azmi (Filsafat), Noor Faiz Rasyid (Fisika), dan Fanisa Ratna Dewi (Filsafat). Kelima mahasiswa tersebut melakukan penelitian di bawah bimbingan dosen Fakultas Filsafat, Dr. Abdul Rokhmat Sairah.
Dalam sejumlah kebudayaan, kaligrafi dipercaya menjadi sebuah media yang menyelaraskan jiwa manusia dan alam semesta sehingga menciptakan pengalaman yang mendalam. Pengalaman inilah yang berusaha dihadirkan dalam Workshop Kaligrafi yang diselenggarakan Rabu (10/7) di Fakultas Filsafat UGM, sebagai bagian dari rangkaian Konferensi AAS-in-Asia 2024.
Peserta konferensi, yaitu para akademisi yang berasal dari berbagai negara di dunia, berkesempatan untuk mempraktikkan langsung seni kaligrafi Jawa, Arab, Cina, dan Korea di dalam empat kelas yang berbeda, dengan bimbingan dari para seniman.
Puluhan peneliti, dosen, dan mahasiswa dari berbagai negara terlihat memainkan gamelan di selasar Fakultas Filsafat UGM, Selasa (9/7). Dengan antusias mereka menabuh kendhang, saron, bonang, dan gong mengikuti arahan sang pelatih. Mereka adalah para peserta AAS-in-Asia Conference 2024, konferensi yang diselenggarakan Association for Asian Studies bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada.
“Ini adalah kali pertama saya memainkan gamelan, dan rasanya sangat menyenangkan. Saya mendapat pengajar yang sangat baik sehingga bisa langsung mengikuti, dan saya jadi tertarik untuk belajar lagi di kesempatan yang lain,” tutur Mark Iñigo Tallara, salah satu peserta dari De La Salle University Filipina.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Philosophy Essay Competition (PEC), lomba penulisan esai untuk Siswa SMA/Sederajat. Tema yang diusung pada tahun ini adalah “Memikirkan Ulang Filsafat dan Agama di Dunia Pasca-Teknologi”, selaras dengan tema peringatan Dies Natalis ke-57 Fakultas Filsafat UGM. Periode pengumpulan karya telah dimulai tanggal 1 Mei lalu, dan akan berakhir tanggal 20 Juli 2024.
“Kompetisi esai ini mengajak para siswa sekolah menengah untuk mengeksplorasi bagaimana kedua bidang ini tetap relevan, memiliki makna, dan memberikan panduan di dunia yang semakin teknologis. Para peserta diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir analitis, kemampuan menulis, serta memperdalam pemahaman mereka tentang isu-isu yang kompleks,” tutur Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum.