Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum sebagai bagian dari peringatan World Philosophy Day, Senin (25/11). Bertempat di Auditorium Gedung Fakultas Filsafat, kuliah ini mengusung tema besar “Why Philosophy Matters” dengan narasumber Prof. Brian D. Earp dari National University of Singapore. Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga masyarakat umum, yang dengan antusias mengikuti paparan tentang etika perpanjangan usia (life extension).
SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur
Dalam rangka memperingati World Philosophy Day, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Why Philosophy Matters” pada Kamis, 23 November 2024. Acara ini menghadirkan Prof. Andrew Arana dari Université de Lorraine, Prancis, yang membahas konsep lokalisme melalui sudut pandang filsafat.
Kuliah ini mengupas bagaimana lokalisme, atau preferensi terhadap hal-hal lokal, tercermin dalam berbagai aspek kehidupan seperti konsumsi, bahasa, dan bahkan matematika, serta bagaimana filsafat mengungkap kesamaan di antara ketiganya. Prof. Arana memulai dengan membahas lokalisme konsumer, yang sering kali diwujudkan melalui preferensi terhadap produk lokal.
Sejalan dengan komitmen untuk mendukung pelestarian budaya serta kearifan lokal, tim pengabdian Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada menginisiasi pengembangan Sanggar Salareh Nan Jombang di Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sebagai sanggar seni dan literasi budaya berbasis teknologi digital.
Hal ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat oleh tim dosen yang beranggotakan Prof. Armaidy Armawi, Dr. Iva Ariani, dan Shoim Mardiyah, S.Fil., M.Sc., yang telah dimulai pada tahun 2023 lalu. Kegiatan pengabdian difokuskan pada aktivitas pembinaan, pendampingan, serta pelatihan pemanfaatan teknologi informasi, dan peresmian sanggar ini digelar pada Kamis (22/8) lalu.
Masyarakat adat seringkali dipahami sebagai masyarakat konservatif yang hidup tertutup dan menganggap modernitas sebagai ancaman terhadap nilai budaya mereka. Namun demikian, hal sebaliknya ditemukan di masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat, yang sangat terbuka dengan teknologi moden, bahkan menggunakan berbagai perangkat teknologi sebagai sarana untuk meneruskan tradisi.
Keunikan ini mendorong sekelompok mahasiswa UGM yang tergabung ke dalam tim Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) untuk melakukan penelitian di daerah tersebut pada tanggal 23-30 Juni lalu. Tim ini beranggotakan Nanda Ishaqi (Filsafat), Rahardhian Putra Pramana (Politik Pemerintahan), Ahmad Nilmadza Azmi (Filsafat), Noor Faiz Rasyid (Fisika), dan Fanisa Ratna Dewi (Filsafat). Kelima mahasiswa tersebut melakukan penelitian di bawah bimbingan dosen Fakultas Filsafat, Dr. Abdul Rokhmat Sairah.