Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali melanjutkan rangkaian Lecture Series dalam rangka World Logic Day dengan Dr. Sara L. Uckerman dari Durham University, United Kingdom, sebagai narasumber utama. Pada sesi kedua yang berlangsung kemarin (6/1), Sara membawakan tema yang menarik dan mendalam, yakni “Fiction Writing as Philosophical Methodology”. Dalam sesi ini, Sara mengawali pemaparannya dengan membahas metodologi dalam filsafat secara umum, khususnya pendekatan dalam tradisi filsafat analitik.
SDGs
Tanggal 14 Januari diperingati sebagai Hari Logika Sedunia atau World Logic Day, peringatan yang ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Untuk menyambut peringatan tersebut, Fakultas Filsafat UGM menyelenggarakan rangkaian kuliah umum dengan menghadirkan Dr. Sara L. Uckerman dari Durham University, United Kingdom, sebagai narasumber utama.
Lecture series dimulai kemarin (7/1) dengan dua sesi kuliah yang membahas aspek mendasar dan metodologis dalam studi logika. Sesi pertama bertema “History of Logic” memaparkan perkembangan logika dari perspektif historis, mencakup definisi, periode penting, serta pandangan dari tokoh-tokoh utama dalam disiplin ini. Pada sesi kedua, yang bertema “Fiction Writing as Philosophical Methodology”, ia mengeksplorasi bagaimana penulisan fiksi dapat menjadi alat metodologis yang efektif dalam mengeksplorasi dan menyampaikan argumen filosofis.
Tanggal 14 Januari diperingati sebagai Hari Logika Sedunia atau World Logic Day, peringatan yang ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Untuk menyambut peringatan tersebut, Fakultas Filsafat UGM menyelenggarakan rangkaian kuliah umum dengan menghadirkan Dr. Sara L. Uckerman dari Durham University, United Kingdom, sebagai narasumber utama.
Lecture Series
6 Januari 2025
Ruang Sidang Persatuan, Gedung Notonagoro Lt. 3
lecture 1 (12.45 – 14.00): History of Logic
lecture 2 (14.45 – 16.00): Fiction Writing as Philosophical Methodology
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari dosen dan tenaga kependidikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Rabu (11/12) lalu. Dalam kunjungan ini, perwakilan ITB berdiskusi dan belajar mengenai pengelolaan mata kuliah wajib kurikulum (MKWK), khususnya Pancasila dan Kewarganegaraan, serta program Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara yang telah dijalankan oleh Fakultas Filsafat UGM.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum., yang menyampaikan apresiasi atas kunjungan dari ITB. Dalam sambutannya, Murtiningsih menekankan pentingnya sinergi antaruniversitas dalam mengembangkan program pendidikan yang tidak hanya mengedepankan akademik, tetapi juga membangun pondasi nilai yang kokoh bagi mahasiswa.
Pada hari Senin, 2 Desember 2024, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Persatuan, Lantai 3, dimulai pukul 08.00 WIB dan dihadiri oleh 70 mahasiswa beserta pendamping.
Dr. Rizal Mustansyir dan Dr. Septiana Dwi Putri Maharani hadir sebagai narasumber, memberikan pemaparan menarik mengenai berbagai program unggulan di Fakultas Filsafat, khususnya Laboratorium Filsafat Nusantara. Laboratorium ini merupakan wujud komitmen Fakultas Filsafat UGM dalam menggali dan melestarikan kekayaan filsafat Nusantara.
Sapiens, biro kegiatan mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, sukses menggelar acara bertajuk Ode untuk Karsa di IFI-LIP Yogyakarta beberapa waktu lalu. Acara ini menghadirkan ruang kreatif yang menggabungkan seni, budaya, dan inklusivitas, dengan melibatkan mahasiswa, Teman Tuli, dan masyarakat umum. Ode untuk Karsa dirancang untuk menjadi perayaan kebersamaan melalui tiga program utama: Lukis Layang-Layang, Workshop Bahasa Isyarat, dan pertunjukan teater kolaboratif berjudul Sukmaku Rawagede.
Dalam rangka memperingati World Philosophy Day 2024, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kompetisi debat yang bertajuk Philoday Debate 2024. Kompetisi ini mengusung tema besar “Why Philosophy Matter?” dengan subtema “The Matters of Philosophical Issue in Science and Humanities Studies”, yang mengajak para peserta untuk merenungkan peran penting filsafat dalam kehidupan ilmiah dan studi humaniora.
Kegiatan ini menarik perhatian mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang bersaing dalam kompetisi debat yang menguji kedalaman pemahaman, kemampuan berargumen, dan ketangkasan berpikir kritis mereka. Dalam ajang ini, dua tim saling beradu argumen berdasarkan mosi yang telah ditentukan sebelumnya oleh penyelenggara. Masing-masing tim dibagi menjadi dua peran: tim pendukung (pro) yang menyampaikan argumentasi mendukung mosi, dan tim penolak (kontra) yang menantang pandangan tersebut.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Konferensi Internasional Filsafat Nusantara (ICNP) ke-12 pada tanggal 25-26 November 2024. Konferensi tahun ini diselenggarakan secara daring dengan tema “Philosophy of Well-Being: Revisiting the Idea of Sustainable Living and Development”.
Acara ini diikuti oleh para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai bidang untuk mendiskusikan dan mencari kerangka pemahaman mengenai dasar filsafat terkait pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu poin penting dalam konferensi ini adalah bagaimana melibatkan perspektif adat dalam diskursus pembangunan, serta mengkritisi pandangan yang sering kali mengecualikan suara-suara adat dalam pembentukan kebijakan publik dan konstruksi pengetahuan.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali merayakan World Philosophy Day dengan cara yang unik dan estetis. Sebuah pameran seni bertajuk “Filsafat (Coba Lagi) Membuat Roti: Kenapa Filsafat?” digelar di Fakultas Filsafat UGM pada 21–26 November 2024. Acara ini mengajak para seniman dan penikmat seni untuk merenungkan pentingnya filsafat sebagai pengetahuan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengambil inspirasi dari kritik Louis Katsoff tentang filsafat yang “tidak membuat roti,” pameran ini mencoba menjawab dengan pertanyaan mendasar: kenapa filsafat? Sebuah pertanyaan reflektif yang, menurut penyelenggara, ditujukan untuk mengevaluasi kembali peran filsafat dalam membangun kebijaksanaan dan makna hidup manusia.
Dalam rangka memperingati World Philosophy Day, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan dua acara pemutaran dan diskusi film, yaitu Setan Jawa karya Garin Nugroho pada Senin (25/11) dan Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah karya B.W. Purbanegara pada Selasa (26/11) lalu. Keduanya berlangsung di Fakultas Filsafat UGM, dan diikuti peserta baik dari kalangan mahasiswa UGM maupun masyarakat umum.
Setan Jawa, sebuah film bisu berlatar Jawa kolonial, menyajikan kisah cinta, amarah, dan pengkhianatan yang penuh dengan simbolisme dan daya tarik visual. Pemutaran film ini dihadiri oleh Garin Nugroho, sang sutradara, dan Herlambang Yudho, alumni Fakultas Filsafat UGM, yang menjadi narasumber dalam diskusi. Diskusi dipandu oleh Christopher Andrew Haryadi, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, yang memfokuskan pembahasan pada dimensi filosofis dan seni dalam karya tersebut.