Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar acara bedah buku “Menghadirkan Tuhan di Dalam Diri” karya Dr. Sri Teddy Rusdy pada Jumat (15/8), bertempat di Ruang Sidang Persatuan lantai 3 Fakultas Filsafat UGM. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Dies Natalis ke-58 Fakultas Filsafat UGM, yang diikuti oleh mahasiswa filsafat serta masyarakat umum.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-58, Moch. Najib Yuliantoro, S.Fil., M.Phil., dalam sambutannya menyampaikan bahwa bedah buku ini mengajak peserta untuk kembali menelusuri akar peradaban Jawa yang menempatkan olah rasa dan olah jiwa sebagai kebajikan tertinggi dalam kehidupan.
“Hari ini kita belajar tentang peradaban Jawa yang berurat pada peradaban jiwa yang menempatkan olah rasa, olah jiwa sebagai kebajikan tertinggi dalam kehidupan. Gagasan tentang kawruh Jawa sangat orisinil, rasional, dan modern. Yang menarik dari pembahasan ini adalah kritisisme yang dipotret dalam pemikiran spiritual yang melawan irasionalitas klenik dan tahayul. Kita akan belajar bersama dialog spiritual dari penulis terkait topik ketuhanan. Dari topik tersebut bisa membuka cakrawala kita yang lebih luas bagaimana kita memandang kehidupan kemanusiaan, keadilan, dan bahkan nilai yang hari ini kita kenal sebagai Pancasila,” ungkapnya.
Dalam pemaparannya, Dr. Sri Teddy Rusdy menjelaskan bahwa buku “Menghadirkan Tuhan di Dalam Diri” merupakan refleksi dari perjumpaannya dengan pemikiran Ki Ageng Suryomentaram selama lebih dari tiga dekade. Ia menilai pemikiran Ki Ageng relevan menjadi panduan hidup di masa kini.
“Menghadirkan Tuhan di dalam diri: Sebuah dialog spiritual bersama Ki Agung Suryomentaram. Perkenalan saya dengan Ki Agung Suryomentaram sudah cukup lama, mungkin lebih dari 30 tahun. Saya membaca, saya pahami, dan saya coba untuk mengkaji. Setelah saya melihat beberapa pemikiran yang disampaikan, cukup relevan untuk menjadi panduan kehidupan kita sehari-hari. Mengapa manusia menyembah Tuhan? Pertama yang diamati Ki Ageng adalah ungkapan terima kasih kepada yang Maha Kuasa,” jelasnya.

Diskusi semakin hidup dengan hadirnya dua penanggap, yakni Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts. serta Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag. Keduanya memberikan apresiasi sekaligus catatan kritis atas isi buku, terutama terkait dimensi filosofis, teologis, dan praksis dalam usaha menghadirkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Acara bedah buku ini berjalan interaktif, dengan antusiasme peserta yang terdiri dari mahasiswa filsafat dan masyarakat umum. Melalui kegiatan ini, Fakultas Filsafat UGM tidak hanya merayakan perjalanan akademiknya, tetapi juga memperluas ruang dialog tentang kemanusiaan, keadilan, dan nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai spiritualitas dan filsafat.