The 10th International Conference on Nusantara Philosophy (ICNP) diselenggarakan oleh Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengusung tema The Role of Social Epistemology and Ontology for the Future Humanity. Tema yang dipilih tahun ini merujuk pada tema besar Dies Natalis Fakultas Filsafat Ke-55 tentang Masa Depan Kemanusiaan dan Kecerdasan Buatan dan selaras dengan tema Hari Filsafat Dunia UNESCO 2022 dengan tema senada Manusia di Masa Depan (The Human of the Future).
Agenda ICNP 2022 berlangsung selama dua hari, 24 – 25 November 2022, bertepat di Ruangan Sidang Persatuan, Gedung Notonagoro, Fakultas Filsafat UGM secara luring dan bersamaan secara daring melalui ruang Zoom. Konferensi diawali sambutan dari Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum, Dekan Fakultas Filsafat UGM. Dr. Rr. Siti Murtiningsih menegaskan bahwa ICNP bertujuan untuk memberikan ruang terhadap wacana-wacana kajian filsafat yang mampu melibatkan ragam lintas disiplin ilmu. Secara spesifik, ICNP 2022 dapat mengembangkan diskusi di level lokal, nasional, maupun internasional sejalan dengan tema besar ICNP tahun ini, tentang masa depan, filsafat, kemanusiaan dan masalah-masalah filosofis lainnya.
Tahun ini, ICNP 2022 mengundang enam pembicara utama, yakni Prof. dr. David Ludwig, Wageningen University and Research; Prof. Dr. Jean-Christophe Marie, University of Vechta; Prof. Sheila Nair, PhD, Northern Arizona University; Prof. Dr. Khin Khin Soe, University of Yangon; Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M., dan Rahmad Hidayat, PhD, Universitas Gadjah Mada.
Risalatul Hukmi, S.Fil., M.A., Ketua ICNP 2022, menjelaskan bahwa antusias peserta tahun ini meningkat secara signifikan. Adapun sebanyak 54 presenter dari beragam negara mulai dari Indonesia, Malaysia, Italia, India, Ukraina, Singapura, dan Amerika Serikat dengan total 54 abstrak terpilih yang terbagi ke dalam 8 ruang sesi presentasi dan diskusi.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pemilihan tema ICNP 2022 berdasarkan adanya krisis justifikasi ontologis dan epistemik dari ragam isu-isu yang muncul di tengah-tengah komunitas masyarakat. Melalui konferensi, Hukmi berharap tujuan utama berfilsafat tidak hanya sekadar melakukan abstraksi tetapi juga berani melibatkan diri pada laku praksis yang lebih konkret seperti isu-isu tentang kemanusiaan. Acara kemudian ditutup oleh Dr. Septiana Dwiputri Maharani selaku kepala Laboratorium Filsafat Nusantara. [ICNP]