Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada melalui Unit Pengelola Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) bersama Asosiasi Kelembagaan dan Dosen MKWM Seluruh Indonesia (AKD MKWK SI) menyelenggarakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dosen dan Calon Dosen MKWK pada Jumat (9/8) hingga Sabtu (10/8). Diklat ini diikuti 88 dosen dan calon dosen pengampu mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan dari 40 perguruan tinggi di Indonesia.
Tujuan penyelenggaraan diklat ini adalah memperlengkapi dosen dan calon dosen MKWK untuk dapat mengembangkan rencana pembelajaran yang relevan dengan tantangan zaman dan sesuai dengan standar pendidikan nasional. Kegiatan ini juga menjadi wujud komitmen UGM, khususnya Fakultas Filsafat, dalam memajukan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang menjadi pondasi penting dalam pembentukan karakter mahasiswa di Indonesia.
“Pancasila tidak sekadar menjadi pondasi ideologis, dan pendidikan kewarganegaraan bukan sekadar panduan ideologis tetapi juga panduan etika dan moral berbangsa dan bernegara di setiap lini kehidupan. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya mata kuliah ini,” tutur Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum.
Murti menuturkan, inovasi dan kreativitas menjadi hal penting dalam pembuatan rencana pembelajaran mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan agar pembelajaran menjadi lebih menarik, relevan dengan situasi di sekitar, serta bisa dikaitkan dengan keilmuan yang ditekuni para mahasiswa.
“Dibutuhkan inovasi dan kreativitas para pendidik sebaik mungkin, bagaimana pondasi dan pembangunan karakter bagi anak didik bisa kita pastikan berjalan dengan baik. Saya yakin setelah mengikuti diklat ini Bapak Ibu akan mendapat banyak hal sebagai bekal untuk menjalankan mandat sebagai pendidik,” paparnya.
Materi yang disampaikan dalam diklat ini di antaranya mencakup topik Kebijakan Umum Penyelenggaraan MKWK di PT; Urgensi Pendidikan Pancasila, Problem Kekinian, dan Muatan Lokal Perguruan Tinggi; Sejarah Perkembangan Pemikiran Pancasila; hingga topik Pancasila Sebagai Dasar dan Orientasi Pengembangan IPTEK. Para peserta juga memperoleh materi terkait metode evaluasi pembelajaran MKWK dan teknik penyusunan silabus.
Dr. Arqom Kuswanjono, dosen Fakultas Filsafat yang juga merupakan Ketua AKD MKWK SI, dalam paparannya menegaskan perlunya penguatan karakter bangsa melalui komitmen pimpinan dan perguruan tinggi, penguatan kelembagaan MKWK, peningkatan kualitas dosen, peninjauan dan perbaikan kurikulum, sinergitas MKWK dengan mata kuliah lain, serta perbaikan suasana akademik.
Penguatan ini, menurutnya, diperlukan untuk pembentukan karakter para peserta didik. “Yang diharapkan dari MKWK adalah kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, serta pemikiran yang mendalam dan komprehensif,” tutur Arqom.
Dalam sesi lainnya, Dr. Heri Santoso memberikan paparan terkait Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, serta inovasi pembelajaran Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan yang menyenangkan dan bermakna di perguruan tinggi. Ia menjelaskan bahwa inovasi dapat dilakukan di berbagai aspek, mulai dari kurikulum atau materi pembelajaran, metode pembelajaran, sarana & prasarana, hingga suasana pembelajaran.
Diklat ini disusun sesuai dengan standar pelatihan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), dengan total durasi 32 jam. Pelatihan ini mencakup pembelajaran tatap muka secara luring dan daring, tugas mandiri, serta sesi presentasi unjuk karya yang melibatkan pembuatan RPS, contoh bahan ajar, dan video pembelajaran. Melalui berbagai metode ini, peserta diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dan dapat langsung diterapkan dalam proses pengajaran.