Sebanyak 12 mahasiswa dari berbagai negara dunia menjalani perkuliahan selama dua minggu di Fakultas Filsafat UGM melalui program School of International Training (SIT) Study Abroad. Program yang berlangsung pada tanggal 7-17 Oktober 2024 ini mengusung tema “Arts, Religion, and Social Change” dan membawa para mahasiswa untuk mengeksplorasi seni dan agama yang membentuk wacana sosial budaya di Indonesia.
“Kita berharap ada diskusi yang menarik dan bermanfaat bagi para mahasiswa, baik bagi para peserta SIT maupun bagi mahasiswa kita sendiri terkait topik-topik penting yang dibahas,” tutur Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Filsafat, Dr. Iva Ariani, S.S., M.Hum.
Di Fakultas Filsafat, para peserta SIT Study Abroad akan belajar tentang Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia, konteks sosial-politik kontemporer di Indonesia, sejarah kemunculan agama-agama di Indonesia, serta keragaman budaya nusantara dan maknanya bagi masyarakat Indonesia.
Selain mendengarkan paparan dari berdiskusi di ruang kelas, mereka juga berkesempatan untuk merasakan langsung pengalaman budaya yang unik dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata yang bersejarah, mempelajari tari tradisional, hingga mencoba memasak makanan-makanan khas Yogyakarta.
Program SIT Study Abroad sendiri merupakan program rutin yang diselenggarakan melalui kerja sama antara SIT, Fakultas Filsafat UGM, serta sejumlah perguruan tinggi lainnya. Program ini menawarkan pengalaman belajar dan pengalaman sosial-budaya yang unik, sekaligus menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan kearifan lokal ke masyarakat dunia.
“Ini adalah kegiatan yang sangat positif. Tentu kita berharap di masa depan kita bisa melanjutkan kolaborasi ini,” imbuh Iva.
Academic Director SIT Study Abroad Indonesia, Yudhistira Kazuhiro Budiono, menerangkan bahwa program ini dirancang untuk mendukung para mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang penting.
“Program ini memungkinkan para mahasiswa untuk saling berbagi budaya dan pemahaman dengan satu sama lain. Mereka bisa berbagi pengalaman secara terbuka dan berkembang bersama,” terangnya.