
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar acara pelepasan wisudawan dalam rangka Wisuda Program Sarjana Periode II Tahun Akademik 2024/2025, Rabu (26/2) di Ruang Sidang Persatuan. Pada periode ini, Fakultas Filsafat UGM berhasil meluluskan 37 mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Filsafat, Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum., menyampaikan rasa bangganya kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan perjalanan akademik dengan baik.
“Anak-anak kita sudah berjuang sekuat mungkin untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Filsafat dengan sebaik-baiknya, dengan sehormat-hormatnya. Bapak Ibu juga telah memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan proses belajar mereka. Atas nama Fakultas Filsafat saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Ibu atas kerja sama dan kerja kerasnya selama proses menjalani studi,” ucap Dekan.
Ia menekankan bahwa kelulusan dari perguruan tinggi menandai transisi ke fase kehidupan yang baru. Lulusan Fakultas Filsafat, ujarnya, telah dilatih untuk mampu mengolah informasi dan merespon berbagai situasi yang sulit. Karena itu, ia meyakinkan bahwa Fakultas Filsafat dan berkiprah di berbagai bidang dan menghadirkan kebermanfaatan.
“Setelah ini akan ada fase selanjutnya yaitu kembali ke masyarakat dan menerapkan apa yang sudah dipelajari. Sektor apa pun yang akan dipilih sama baiknya dan sama terhormatnya, tidak ada yang lebih rendah ataupun lebih tinggi. Yang terpenting adalah menjadi bermanfaat bagi kehidupan umat manusia,” tambahnya.
Wisudawan dengan IPK tertinggi, Medaneo Wahyu Putra Wibowo, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para dosen yang telah membimbingnya selama empat tahun terakhir, serta mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada.
“Terima kasih kepada Bapak/Ibu para pengajar yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan, dan menjaga sehingga kami bisa tiba pada kondisi hari ini. Ketika orang berkata UGM adalah universitas kerakyatan, itu benar, karena seorang anak tukang nasi dan pedagang pulsa seperti saya bisa lulus dari UGM dengan predikat pujian,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa alumni Fakultas Filsafat diberikan sebuah tanggung jawab untuk berani mendobrak dan membuat kebaruan. “Kita kembali ke rumah masing-masing menjawab panggilan leluhur, untuk membangun desa dan membela negara. Bangunlah masyarakat, bangunlah manusia, bangunlah peradaban sebagaimana yang kita diskusikan di kelas,” lanjutnya.
Acara pelepasan wisudawan ini menjadi momen penuh haru dan kebanggaan, menandai langkah baru bagi para lulusan Fakultas Filsafat UGM dalam perjalanan mereka di dunia profesional maupun akademik. Perwakilan orang tua wisudawan, Dwi Puji Astuti, yang merupakan ibu dari Medaneo, turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Fakultas Filsafat UGM, atas dukungan dan ilmu yang diberikan kepada anaknya. Ia percaya bahwa bimbingan yang telah diberikan akan cukup bahkan berlebih untuk menjadi modal bagi anaknya dalam menghadapi kehidupan ke depan.
Ia juga mengungkapkan kesannya terhadap Fakultas Filsafat UGM yang telah memperlakukan mahasiswa layaknya keluarga sendiri. Ia pun meminta doa restu untuk para wisudawan agar dapat menapaki perjalanan baru mereka dengan penuh keberkahan.
“Selama kuliah, mereka tinggal jauh dari kami, tetapi saya pribadi begitu lega mendengar bahwa mahasiswa filsafat benar-benar diperlakukan sebagai anak dan adik sendiri oleh para dosen. Anak saya bercerita bahwa dia sering diajak ngobrol, ngopi, dan dibelikan makanan. Dosen pembimbingnya pun sering mengajaknya bicara tentang masa depan yang dicita-citakan,” kata Dwi.