• Tentang UGM
  • Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KPI Filsafat
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Filsafat
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Selayang Pandang
    • Sambutan Dekan
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Manajemen
    • Tenaga Pendidik
    • Tenaga Kependidikan
    • Identitas Visual
  • Akademik
    • Program Studi
      • Sarjana Filsafat
      • Magister Filsafat
      • Doktor Filsafat
    • Info Penerimaan
      • Sarjana Filsafat
      • Magister Filsafat
      • Dokter Filsafat
    • Info Akademik
      • Informasi Akademik
      • Akreditasi
      • Panduan Penulisan Tugas Akhir
      • Prosedur Pengajuan Tugas Akhir
      • Fast Track Sarjana-Magister
      • Buku Saku Mahasiswa
      • Herregistrasi
      • Kalender Akademik
      • Jadwal Kuliah
      • Keringanan Pembayaran UKT
      • PPSMB DIALEKTIKA 2023
    • Panduan Akademik
      • Program Sarjana
      • Program Magister
      • Program Doktor
    • Dokumen Mahasiswa
  • Riset/Publikasi
    • Jurnal
    • Kanal Pengetahuan (KPI)
    • Lafinus
    • Pusat Kajian Filsafat Wayang
    • Buku Karya Dosen
  • Fasilitas
    • CDC
    • Dokumen Dosen/Tendik
    • House of Philosophy
    • Konsultasi Psikolog Fakultas Filsafat
  • Zona Integritas
    • Maklumat Pelayanan Publik
    • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Isi Survey Kepuasan
  • Beranda
  • news
  • Dosen Fakultas Filsafat UGM Soroti Pernyataan Ahmad Dhani Soal Naturalisasi Pemain Sepak Bola

Dosen Fakultas Filsafat UGM Soroti Pernyataan Ahmad Dhani Soal Naturalisasi Pemain Sepak Bola

  • news, news
  • 11 Maret 2025, 06.02
  • Oleh: gloriabarus
  • 0

Pernyataan kontroversial Ahmad Dhani dalam sidang DPR terkait naturalisasi pemain sepak bola mendapat tanggapan dari Dr. Hastanti Widy Nugroho, S.S., M.Hum., dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada yang memiliki kepakaran di bidang feminisme. Ia menyoroti berbagai aspek problematis dalam pernyataan Dhani, mulai dari kesalahpahaman konsep naturalisasi hingga pemikiran patriarkis yang diskriminatif terhadap perempuan.

Dalam sidang tersebut, Ahmad Dhani memberikan usulan agar pemerintah menganggarkan program naturalisasi pemain sepak bola senior dari negara lain untuk dijodohkan dengan perempuan Indonesia dan menghasilkan anak yang diharapkan dapat menjadi pemain bola andal. Pernyataan ini, menurut Widy, memberikan gambaran tentang cara berpikir Ahmad Dhani yang sangat patriarkis dan diskriminatif.

“Urusan pernikahan dia bisa memberikan statement seperti itu. Ini kalau dalam feminisme disebut sebagai misoginis, yaitu kebencian, penghinaan, dan prasangka terhadap perempuan. Perempuan di sini dipahami hanya sebatas urusan dapur, sumur, dan kasur, atau dalam bahasa biologinya, memahami perempuan sebatas urusan reproduksi. Urusan poligami juga tahu-tahu dibawa ke urusan sepakbola, kan aneh itu,” jelas Widy.

Ia menyayangkan usulan seperti ini terlontar dari seorang anggota legislatif yang memiliki pengaruh dan posisi yang penting di Indonesia. Sebagai akademisi, yang saat ini mengampu mata kuliah Feminisme, Widy juga menyampaikan keprihatinannya atas mentalitas dan kualitas anggota dewan yang menunjukkan pemahaman yang minim terhadap hak perempuan.

“Kalau disebut out of the box, yang jadi pertanyaan ini box yang mana? Bisa dibayangkan betapa parahnya masyarakat patriarki berkuasa dengan model seperti ini. Jika orang seperti ini menjadi anggota dewan lalu dia memiliki pengikut dan kesempatan untuk mengampanyekan terus menerus nilai patriarkis ini, maka nasib perempuan Indonesia tidak bisa diharapkan lagi,” ucapnya.

Pernyataan terkait warna kulit pemain sepak bola yang dinaturalisasi, menurut Widy, cenderung rasis. Selain itu, Ahmad Dhani juga dianggap gagal memahami konsep nasionalisme. Proses naturalisasi, terang Widy, bukanlah sebuah proyek reproduksi, yaitu mendatangkan orang asing untuk menghasilkan keturunan. Ketika seseorang memilih kewarganegaraan tertentu, hal itu seharusnya dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air leluhurnya atau tempat di mana dia berada.

Widy, yang juga mengikuti perkembangan sepak bola di Indonesia, membandingkan pandangan Ahmad Dhani dengan pengalaman pemain sepak bola yang telah melalui proses naturalisasi. Ia mencontohkan bagaimana Maarten Paes memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia dan menangis ketika lagu Tanah Airku dikumandangkan.

“Itu bukan hanya karena neneknya tinggal di Kediri dan dia memiliki romantisme masa lalu dengan kota tersebut. Bukan hanya itu, tapi momen itu menunjukkan rasa cintanya pada tanah air yang sampai sekarang tentu dicintainya dengan sepenuh hati. Nah konsep itu yang Ahmad Dhani lupa atau tidak mengerti,” terangnya.

Tags: SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 5: Kesetaraan Gender SDGs

Berita Terakhir

  • Dukung Persiapan Karier Mahasiswa, Fakultas Filsafat UGM Gelar Workshop LinkedIn
  • Philosophy Essay Competition 2025 Resmi Dibuka, Berikut Ketentuan Peserta dan Pengumpulan Karya
  • Jadwal Seminar Proposal Sarjana Minggu ke-4 Mei 2025
  • Pekan Olahraga Filsafat Berlanjut dengan Perlombaan Bulutangkis
  • Lomba Catur Buka Pekan Olahraga Filsafat 2025

Kategori

  • agenda (26)
  • akademik (49)
  • dies (8)
  • dies55 (12)
  • dies56 (6)
  • dies57 (4)
  • dies58 (5)
  • informasi (62)
  • informasi (33)
  • jadwal (22)
  • kalender (3)
  • lowker (1)
  • news (118)
  • news (194)
  • panduan (1)
  • pengumuman (23)
  • Uncategorized (3)
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Filsafat

Jl. Olahraga , Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telepon: (0274)550068, 6491197, (MKWK/MPK) 557917, Fax. (0274)515368

Email: filsafat@ugm.ac.id

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Struktur Organisasi
  • Visi dan Misi
  • Tenaga Pendidik

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© 2023 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY