Sapiens, biro kegiatan mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, sukses menggelar acara bertajuk Ode untuk Karsa di IFI-LIP Yogyakarta beberapa waktu lalu. Acara ini menghadirkan ruang kreatif yang menggabungkan seni, budaya, dan inklusivitas, dengan melibatkan mahasiswa, Teman Tuli, dan masyarakat umum. Ode untuk Karsa dirancang untuk menjadi perayaan kebersamaan melalui tiga program utama: Lukis Layang-Layang, Workshop Bahasa Isyarat, dan pertunjukan teater kolaboratif berjudul Sukmaku Rawagede.
SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Dalam rangka memperingati World Philosophy Day 2024, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kompetisi debat yang bertajuk Philoday Debate 2024. Kompetisi ini mengusung tema besar “Why Philosophy Matter?” dengan subtema “The Matters of Philosophical Issue in Science and Humanities Studies”, yang mengajak para peserta untuk merenungkan peran penting filsafat dalam kehidupan ilmiah dan studi humaniora.
Kegiatan ini menarik perhatian mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang bersaing dalam kompetisi debat yang menguji kedalaman pemahaman, kemampuan berargumen, dan ketangkasan berpikir kritis mereka. Dalam ajang ini, dua tim saling beradu argumen berdasarkan mosi yang telah ditentukan sebelumnya oleh penyelenggara. Masing-masing tim dibagi menjadi dua peran: tim pendukung (pro) yang menyampaikan argumentasi mendukung mosi, dan tim penolak (kontra) yang menantang pandangan tersebut.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Konferensi Internasional Filsafat Nusantara (ICNP) ke-12 pada tanggal 25-26 November 2024. Konferensi tahun ini diselenggarakan secara daring dengan tema “Philosophy of Well-Being: Revisiting the Idea of Sustainable Living and Development”.
Acara ini diikuti oleh para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai bidang untuk mendiskusikan dan mencari kerangka pemahaman mengenai dasar filsafat terkait pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu poin penting dalam konferensi ini adalah bagaimana melibatkan perspektif adat dalam diskursus pembangunan, serta mengkritisi pandangan yang sering kali mengecualikan suara-suara adat dalam pembentukan kebijakan publik dan konstruksi pengetahuan.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali merayakan World Philosophy Day dengan cara yang unik dan estetis. Sebuah pameran seni bertajuk “Filsafat (Coba Lagi) Membuat Roti: Kenapa Filsafat?” digelar di Fakultas Filsafat UGM pada 21–26 November 2024. Acara ini mengajak para seniman dan penikmat seni untuk merenungkan pentingnya filsafat sebagai pengetahuan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengambil inspirasi dari kritik Louis Katsoff tentang filsafat yang “tidak membuat roti,” pameran ini mencoba menjawab dengan pertanyaan mendasar: kenapa filsafat? Sebuah pertanyaan reflektif yang, menurut penyelenggara, ditujukan untuk mengevaluasi kembali peran filsafat dalam membangun kebijaksanaan dan makna hidup manusia.
Dalam rangka memperingati World Philosophy Day, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan dua acara pemutaran dan diskusi film, yaitu Setan Jawa karya Garin Nugroho pada Senin (25/11) dan Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah karya B.W. Purbanegara pada Selasa (26/11) lalu. Keduanya berlangsung di Fakultas Filsafat UGM, dan diikuti peserta baik dari kalangan mahasiswa UGM maupun masyarakat umum.
Setan Jawa, sebuah film bisu berlatar Jawa kolonial, menyajikan kisah cinta, amarah, dan pengkhianatan yang penuh dengan simbolisme dan daya tarik visual. Pemutaran film ini dihadiri oleh Garin Nugroho, sang sutradara, dan Herlambang Yudho, alumni Fakultas Filsafat UGM, yang menjadi narasumber dalam diskusi. Diskusi dipandu oleh Christopher Andrew Haryadi, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, yang memfokuskan pembahasan pada dimensi filosofis dan seni dalam karya tersebut.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum sebagai bagian dari peringatan World Philosophy Day, Senin (25/11). Bertempat di Auditorium Gedung Fakultas Filsafat, kuliah ini mengusung tema besar “Why Philosophy Matters” dengan narasumber Prof. Brian D. Earp dari National University of Singapore. Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga masyarakat umum, yang dengan antusias mengikuti paparan tentang etika perpanjangan usia (life extension).
Dalam rangka memperingati World Philosophy Day, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Why Philosophy Matters” pada Kamis, 23 November 2024. Acara ini menghadirkan Prof. Andrew Arana dari Université de Lorraine, Prancis, yang membahas konsep lokalisme melalui sudut pandang filsafat.
Kuliah ini mengupas bagaimana lokalisme, atau preferensi terhadap hal-hal lokal, tercermin dalam berbagai aspek kehidupan seperti konsumsi, bahasa, dan bahkan matematika, serta bagaimana filsafat mengungkap kesamaan di antara ketiganya. Prof. Arana memulai dengan membahas lokalisme konsumer, yang sering kali diwujudkan melalui preferensi terhadap produk lokal.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi membuka rangkaian kegiatan peringatan World Philosophy Day (WPD) 2024, Minggu (24/11) lalu. Mengangkat tema global “Why Philosophy Matters?”, acara ini menjadi ajang refleksi penting tentang peran filsafat dalam memahami dan merespons tantangan dunia kontemporer. Rangkaian peringatan berlangsung selama enam hari, dari 21 hingga 26 November, dengan berbagai kegiatan yang dirancang untuk merangkul audiens dari berbagai latar belakang.
Peringatan WPD tahun ini diawali dengan Philo Run, sebuah fun run yang bertujuan menghubungkan semangat berpikir kritis dan reflektif dengan kesehatan tubuh. Ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, hingga masyarakat umum mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Philo Run menjadi simbol bahwa filsafat, sebagai jalan hidup, tidak hanya berkutat pada aspek intelektual tetapi juga mencakup upaya menciptakan keseimbangan antara pikiran dan tubuh.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Philo Run 2024, sebuah acara unik yang menggabungkan aktivitas fisik dengan refleksi filosofis, hari Minggu (24/11) lalu. Dengan diikuti lebih dari 300 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, komunitas lari, dan masyarakat umum, kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan World Philosophy Day yang bertema “Philosophy of Well-Being.”
Berlangsung di lingkungan kampus UGM, Philo Run menghadirkan konsep berbeda dari acara lari pada umumnya. Sepanjang rute sejauh 5 kilometer, peserta disuguhi kutipan-kutipan filosofis dan refleksi yang mengajak mereka untuk merenungkan makna kesejahteraan sejati—tidak hanya dalam konteks fisik tetapi juga mental dan spiritual.
Pada hari Jumat, 22 November 2024, Fakultas Filsafat UGM menerima kunjungan dari Sekolah Pembangunan Jaya, Tangerang Selatan. Sebanyak 30 siswa dan 2 guru pendamping hadir dalam kegiatan ini yang berlangsung di Ruang 502 Ketuhanan, Lantai 5.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan dipandu oleh narasumber, Suhartanto, S.IP., M.Sc., yang memberikan wawasan tentang pentingnya studi filsafat. Para peserta mendapatkan kesempatan untuk berdialog langsung dengan narasumber, membuka cakrawala mereka mengenai peran filsafat dalam berbagai disiplin ilmu dan kehidupan sehari-hari.