Tanggal 14 Januari diperingati sebagai Hari Logika Sedunia atau World Logic Day, peringatan yang ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Untuk menyambut peringatan tersebut, Fakultas Filsafat UGM menyelenggarakan rangkaian kuliah umum dengan menghadirkan Dr. Sara L. Uckerman dari Durham University, United Kingdom, sebagai narasumber utama.
Lecture series dimulai kemarin (7/1) dengan dua sesi kuliah yang membahas aspek mendasar dan metodologis dalam studi logika. Sesi pertama bertema “History of Logic” memaparkan perkembangan logika dari perspektif historis, mencakup definisi, periode penting, serta pandangan dari tokoh-tokoh utama dalam disiplin ini. Pada sesi kedua, yang bertema “Fiction Writing as Philosophical Methodology”, ia mengeksplorasi bagaimana penulisan fiksi dapat menjadi alat metodologis yang efektif dalam mengeksplorasi dan menyampaikan argumen filosofis.
Dalam pemaparannya di sesi pertama, Sara menyatakan, “Definisi logika yang saya suka gunakan adalah bahwa logika adalah studi tentang argumen yang baik. Kita tertarik pada argumen yang memiliki premis dan juga solusi. Argumen adalah daftar pernyataan, beberapa di antaranya adalah premis dan satu di antaranya adalah kesimpulan. Sangat jelas bahwa Anda bisa memasukkan apa saja dalam daftar pernyataan ini.”
Sara juga menyoroti kontribusi Aristoteles dalam merumuskan logika sebagai disiplin ilmu yang spesifik. Menurutnya, sistem silogistik Aristoteles dibangun dalam konteks penalaran ilmiah untuk memastikan bahwa jika kita memulai dari kebenaran, maka kesimpulan yang dihasilkan juga akan bernilai benar. Ia menambahkan bahwa konteks pengembangan logika oleh Aristoteles sangat spesifik, yakni untuk penemuan ilmiah, bukan untuk penggunaan umum.
Lebih lanjut, sesi ini membawa peserta menyelami periode penting dalam sejarah perkembangan logika, mulai dari masa Yunani Kuno dengan Aristoteles, tradisi logika abad pertengahan, hingga pergeseran besar yang terjadi pada era logika modern. Sara menjelaskan bagaimana setiap periode tersebut memberikan fondasi bagi pemahaman logika hari ini serta perbedaannya dalam metode pendekatan terhadap argumen dan kebenaran.
Peserta terlihat sangat antusias mengikuti pemaparan ini, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan di akhir sesi. Beberapa peserta bahkan meminta rekomendasi literatur untuk mendalami lebih lanjut sejarah logika dan bagaimana masing-masing periode dapat dibandingkan satu sama lain.
Kegiatan lecture series pada hari yang pertama diikuti oleh puluhan mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Fakultas Filsafat dan fakultas lainnya di UGM, tetapi juga dari berbagai perguruan tinggi lain seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nadhatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan lainnya. Seluruh sesi acara juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Fakultas Filsafat UGM. Dengan demikian, kegiatan ini juga berhasil menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk kalangan akademisi dan masyarakat umum yang tertarik pada studi logika.
Rangkaian acara akan ditutup dengan sesi Public Lecture bertema “Why Logic Matters” pada 7 Januari 2025. Sesi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang relevansi logika dalam berbagai aspek kehidupan modern, mulai dari pemikiran ilmiah, pengambilan keputusan, hingga etika.