Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Konferensi Internasional Filsafat Nusantara (ICNP) ke-12 pada tanggal 25-26 November 2024. Konferensi tahun ini diselenggarakan secara daring dengan tema “Philosophy of Well-Being: Revisiting the Idea of Sustainable Living and Development”.
Acara ini diikuti oleh para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai bidang untuk mendiskusikan dan mencari kerangka pemahaman mengenai dasar filsafat terkait pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu poin penting dalam konferensi ini adalah bagaimana melibatkan perspektif adat dalam diskursus pembangunan, serta mengkritisi pandangan yang sering kali mengecualikan suara-suara adat dalam pembentukan kebijakan publik dan konstruksi pengetahuan.
Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, menyampaikan sambutan pembukaan yang menekankan pentingnya konferensi ini. “Tema tahun ini mengajak kita untuk mengkritisi narasi pembangunan berkelanjutan. Kita harus bertanya, siapa yang mendefinisikan kesejahteraan, dan apakah itu benar-benar mencerminkan aspirasi kolektif masyarakat, ataukah hanya dipaksakan melalui legitimasi negara?” ujar Dekan. Ia menekankan pentingnya visi pembangunan yang lebih inklusif, yang menghargai pengetahuan adat, keberagaman budaya, dan tanggung jawab ekologis.
Konferensi ini mengangkat pertanyaan penting mengenai apakah konsep “pembangunan berkelanjutan” benar-benar sejalan dengan perspektif adat tentang kesejahteraan. Apakah budaya adat hanya dipandang sebagai “monumen romantis” yang harus dilestarikan, ataukah bisa berkontribusi pada diskursus modern mengenai pembangunan? Apakah pengetahuan adat dengan penekanan pada keseimbangan ekologis dan pelestarian budaya bisa berdampingan dengan agenda pembangunan yang lebih menekankan pertumbuhan ekonomi?
Selain itu, konferensi ini mengangkat pentingnya keadilan epistemik, yang mengajak untuk memasukkan pengetahuan, etika, dan pandangan dunia adat dalam pembangunan kebijakan publik. Hal ini mendorong kita untuk memikirkan bagaimana suara komunitas adat bisa lebih terdengar dalam pembentukan kebijakan pembangunan yang mempengaruhi masa depan mereka.
Konferensi ini menghadirkan deretan pembicara kunci dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di dunia, di antaranya adalah Dr. Lauren Traczykowski dari Aston University (UK), Prof. Dr. Gary van Klinken dari University of Amsterdam, Dr. Anna C. Zielinska dari Université de Lorraine, Prof. Dr. Michaela Huang dari Albert-Ludwigs Universität Freiburg, dan Prof. Mukhtasar Syamsuddin dari Fakultas Filsafat UGM. Para pembicara ini memberikan wawasan tentang keterkaitan antara filsafat, keberlanjutan, dan kebijakan publik, serta bagaimana perspektif adat dapat berperan dalam pemerintahan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sub-tema dalam konferensi ini mencakup Filsafat Adat, Psikologi Adat, Kesejahteraan, Hukum Adat, Etika Adat, Pengetahuan Adat, Kebijakan Publik Adat, Keadilan Epistemik, Transisi Energi yang Adil, dan Agama Adat. Diskusi yang dihadirkan mendorong dialog lintas disiplin, mengajak para ahli dan praktisi dari berbagai bidang seperti sosiologi, antropologi, ilmu politik, hukum, studi lingkungan, dan banyak lagi untuk berkontribusi pada perdebatan tentang bagaimana perspektif adat bisa diterapkan dalam kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu tujuan utama dari ICNP ke-12 adalah untuk menciptakan ruang bagi re-eksaminasi dan kritik terhadap narasi pembangunan berkelanjutan. Para peserta diajak untuk menantang paradigma yang ada, dengan harapan dapat menciptakan kerangka kerja yang lebih inklusif dan adil yang mengakui kontribusi dan hak-hak masyarakat adat.
Melalui konferensi ini, Fakultas Filsafat UGM kembali menegaskan komitmennya untuk memajukan Filsafat Nusantara dan mempromosikan dialog lintas disiplin yang dapat berkontribusi pada praktik pembangunan yang lebih berkelanjutan dan adil, yang didasari oleh pemahaman yang lebih dalam tentang kesejahteraan dan nilai dari berbagai tradisi filsafat.
Hasil-hasil dari konferensi ini, termasuk makalah yang diterima, akan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam indeks akademik seperti Crossref, Dimensions, DOAJ, dan Google Scholar. Dengan demikian, pembahasan dan temuan dari ICNP ini akan terus berkontribusi dalam diskursus global mengenai pembangunan berkelanjutan dan sistem pengetahuan adat.