Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memperlihatkan komitmennya dalam berkontribusi pada masyarakat melalui program pengabdian yang mengedepankan penguatan religiusitas berbasis kearifan lokal.
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tawangsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada tanggal 18 Juli lalu dengan judul “Sinergitas Masyarakat dan Fakultas Filsafat UGM dalam Penguatan Religiusitas Berbasis Local Wisdom di Desa Tawangsari Purbalingga Jawa Tengah.”
“Warga Tawangsari memiliki kekuatan karakter religius yang pertama. Penerapannya perlu dikaitkan dengan hubungan positif dalam berbagai sektor dengan manusia lain,” ujar Fitri Alfariz, S.Fil., M.Phil selaku ketua tim pengabdian yang juga beranggotakan Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M. serta Dela Khoirul Ainia, S.Fil., M.Phil.
Ia menuturkan pentingnya integrasi antara religiusitas dan kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat. Penguatan religiusitas berbasis local wisdom adalah upaya memperkuat keyakinan dan praktik keagamaan yang tetap menghargai tradisi dan budaya setempat.
Di Desa Tawangsari, kegiatan religiusitas seperti pengajian, tahlilan, dan yasinan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, dengan perkembangan zaman, sinergitas antara tradisi ini dan nilai-nilai religiusitas perlu diperkuat untuk menjaga keharmonisan sosial dan spiritual masyarakat.
Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara Fakultas Filsafat UGM dan masyarakat Desa Tawangsari, serta memberikan pemahaman agama yang lebih mendalam dengan pendekatan kearifan lokal. Dalam kegiatan ini, berbagai metode digunakan, seperti Focus Group Discussion (FGD) dengan tokoh masyarakat dan sosialisasi akulturasi antara agama dan budaya lokal.
Salah satu output utama dari program ini adalah pembentukan komunitas religiusitas “Usman Janatin”, yang diambil dari nama pahlawan asal desa ini. Komunitas ini diharapkan mampu mempererat persatuan masyarakat sekaligus menjadi wadah untuk meningkatkan pemahaman religiusitas yang berlandaskan kearifan lokal.
Dampak positif dari program ini dirasakan oleh masyarakat setempat. Mereka tidak hanya mendapatkan pencerahan baru terkait filosofi agama dan kearifan lokal, tetapi juga merasa lebih termotivasi untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang memperkuat kualitas kehidupan sosial dan spiritual mereka. Selain itu, program ini juga berpotensi menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Purbalingga.
Kepala Desa Jatisaba, Endah Herni Untari, ST, mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara bulanan di desa setempat. Ia juga berterima kasih atas dukungan dan motivasi yang diberikan, termasuk bantuan sarana dan prasarana.
Kegiatan ini akan terus berlanjut dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan karang taruna. Fakultas Filsafat UGM berharap, melalui sinergitas ini, nilai-nilai religiusitas berbasis kearifan lokal akan semakin kokoh di tengah pengaruh budaya dan ideologi global.
Foto: Radar Banyumas