
Puluhan mahasiswa berkumpul di selasar Fakultas Filsafat UGM, Sabtu (8/3) lalu untuk berpartisipasi dalam kegiatan merawat wayang, atau yang dikenal sebagai ritual ngisis wayang. Kegiatan ini dimulai dengan mengeluarkan wayang kulit dari kotak penyimpanan untuk kemudian dibersihkan dan di-isis atau dianginkan. Proses ini dilakukan sebagai cara pemeliharaan wayang, untuk menghindari potensi kerusakan akibat berbagai faktor alam seperti jamur, serangga, dan lain sebagainya yang dapat merusak bentuk dan motif wayang.
“Ini kegiatan yang sangat baik untuk dilakukan secara berkala, mahasiswa bisa banyak belajar dan berbagi pengetahuan,” tutur Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum., salah satu dosen Fakultas Filsafat yang ikut mendampingi mahasiswa dalam kegiatan ini.
Satu set wayang yang dimiliki oleh Fakultas Filsafat merupakan hasil karya dalang terkenal Ki Timbul Hadiprayitno dan memiliki nilai seni serta sejarah yang tinggi. Koleksi ini kerap digunakan untuk pertunjukan wayang, seperti pada perayaan Dies Natalis Fakultas Filsafat UGM serta kesempatan lainnya.
Selain itu, di Fakultas Filsafat, wayang juga digunakan sebagai salah satu media pembelajaran. Menurut Sindung, kegiatan merawat wayang ini ke depan dapat dilakukan sebagai bagian dari mata kuliah Filsafat Wayang. “Mari kita mengerjakan ini bersama-sama. Kegiatan ini juga bisa bersinggungan dengan mata kuliah Filsafat Wayang,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa juga didampingi oleh beberapa alumni Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM. Bima, salah satu alumni UKJGS UGM yang turut serta dalam kegiatan ini, menyampaikan harapannya agar kegiatan perawatan wayang dapat dilakukan secara rutin. “Ini adalah momen yang sangat berharga dan memiliki memori yang melekat erat. Wayang di Fakultas Filsafat ini bukan hanya sekadar koleksi, tetapi mayoritas merupakan buatan tangan almarhum Ki Timbul Hadiprayitno sendiri,” katanya.
Lebih lanjut, Bima menambahkan bahwa wayang bukan hanya benda seni yang dipajang, tetapi memiliki makna dan nilai yang sangat penting. “Ada banyak hal yang bisa kita gali dari wayang. Kegiatan seperti ini sangat baik, dan menyenangkan sekali melihat rombongan mahasiswa yang cukup banyak. Saya sangat mengapresiasi teman-teman yang sudah hadir. Penting untuk tahu bahwa kita punya kekayaan budaya yang bisa kita jaga dengan baik,” imbuhnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pelestarian seni dan budaya, khususnya wayang, yang merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang perawatan fisik wayang, tetapi juga memahami nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.