Dalam rangka memperingati World Philosophy Day, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan dua acara pemutaran dan diskusi film, yaitu Setan Jawa karya Garin Nugroho pada Senin (25/11) dan Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah karya B.W. Purbanegara pada Selasa (26/11) lalu. Keduanya berlangsung di Fakultas Filsafat UGM, dan diikuti peserta baik dari kalangan mahasiswa UGM maupun masyarakat umum.
Setan Jawa, sebuah film bisu berlatar Jawa kolonial, menyajikan kisah cinta, amarah, dan pengkhianatan yang penuh dengan simbolisme dan daya tarik visual. Pemutaran film ini dihadiri oleh Garin Nugroho, sang sutradara, dan Herlambang Yudho, alumni Fakultas Filsafat UGM, yang menjadi narasumber dalam diskusi. Diskusi dipandu oleh Christopher Andrew Haryadi, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, yang memfokuskan pembahasan pada dimensi filosofis dan seni dalam karya tersebut.
Dalam sesi diskusi, Garin berbagi proses kreatifnya, termasuk bagaimana ia menjadikan film ini sebagai refleksi terhadap nilai-nilai tradisional dan modernitas. Herlambang menyoroti kedalaman pesan filosofis dalam Setan Jawa, yang membuka ruang refleksi bagi penontonnya. Peserta diskusi pun diajak merenungkan kompleksitas tema cinta, pengorbanan, dan hubungan manusia dengan tradisi.
Keesokan harinya, Fakultas Filsafat UGM kembali menggelar acara serupa dengan pemutaran film Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah karya B.W. Purbanegara. Film ini mengeksplorasi kisah-kisah yang tidak pernah diceritakan, menghadirkan narasi tanpa kepastian nama atau tokoh, dan mengundang penonton untuk merangkai sendiri cerita dari potongan-potongan yang ada.
Diskusi usai pemutaran film menghadirkan B.W. Purbanegara, sutradara Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah, dan Suluh Pamuji dari KDM Cinema sebagai narasumber. Dalam pembahasan, keduanya mengupas bagaimana film dapat menjadi medium refleksi filosofis terhadap sejarah yang terhapus dan tokoh-tokoh yang terlupakan.
Kedua acara ini mendapat sambutan antusias dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum. “Film Setan Jawa dan Sejarah Kisah-Kisah yang Musnah adalah dua karya seni yang tidak hanya menggugah secara visual, tetapi juga menawarkan kedalaman filosofis yang luar biasa,” ujar salah satu peserta.
Melalui pemutaran dan diskusi film ini, Fakultas Filsafat UGM mempertegas komitmennya untuk membawa filsafat lebih dekat dengan masyarakat. Kegiatan ini menjadi medium refleksi yang membangkitkan kesadaran akan pentingnya filsafat dalam memahami seni, sejarah, dan kehidupan manusia secara mendalam.